Jejaring sosial Facebook baru saja mengakuisisi pembuat aplikasi ponsel asal Israel, Snaptu.
Seperti dikutip dari situs Mashable, Facebook mencaplok Snaptu dengan perkiraan nilai valuasi antara US$60 juta hingga US$70 juta (setara Rp526 miliar-Rp614 miliar). "Kami akhirnya memutuskan bekerja sebagai bagian dari tim Facebook yang menawarkan peluang terbaik untuk terus berakselerasi mengembangkan produk," kata Snaptu dalam blog resminya.
Snaptu adalah sebuah aplikasi mobile yang dikhususkan untuk bisa berjalan di berbagai ponsel non-smartphone. Snaptu menawarkan beberapa aplikasi seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn bisa diakses dalam satu platform sekaligus.
Sejak awal tahun ini, Facebook melirik Snaptu untuk membuat aplikasi Facebook yang bisa bekerja di ponsel fitur (ponsel yang berada di bawah kelas smartphone). Aplikasi Snaptu memang memiliki pengalaman antarmuka yang mirip seperti pada smartphone.
Simon Davies, Managing Director Snaptu EuropeAplikasi Facebook di Snaptu sendiri, bisa berjalan di lebih dari 2.500 ponsel, yang mencakup 80 persen dari semua ponsel yang dijual di pasaran.
"Kami menawarkan berbagai aplikasi di platform kami, kepada ponsel-ponsel biasa, tak hanya bagi ponsel pintar (smartphone)," kata Simon Davies, Co-Founder dan Managing Director Snaptu, saat berkunjung ke kantor VIVAnews, Jakarta, akhir Desember 2010.
Menurut Davies saat itu, Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pasar utama Snaptu. Dari lebih 20 juta penggunanya di seluruh dunia, pengguna Snaptu asal Indonesia adalah yang terbesar, dengan lebih dari 8 juta pengguna. Snaptu mengalahkan pengguna asal India, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
"Asia Tenggara merupakan pasar terbesar kami, meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Karena kami memang menyasar para pengguna ponsel berfitur (non-smartphone)," kata Davies.
Di Indonesia, Davies menambahkan, Snaptu menjajaki kerja sama dengan berbagai vendor ponsel lokal yang menggunakan chipset MTK (mediatek), antara lain Nexian, Skybee, dan TiPhone. (art)
Source : vivanews.com
Seperti dikutip dari situs Mashable, Facebook mencaplok Snaptu dengan perkiraan nilai valuasi antara US$60 juta hingga US$70 juta (setara Rp526 miliar-Rp614 miliar). "Kami akhirnya memutuskan bekerja sebagai bagian dari tim Facebook yang menawarkan peluang terbaik untuk terus berakselerasi mengembangkan produk," kata Snaptu dalam blog resminya.
Snaptu adalah sebuah aplikasi mobile yang dikhususkan untuk bisa berjalan di berbagai ponsel non-smartphone. Snaptu menawarkan beberapa aplikasi seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn bisa diakses dalam satu platform sekaligus.
Sejak awal tahun ini, Facebook melirik Snaptu untuk membuat aplikasi Facebook yang bisa bekerja di ponsel fitur (ponsel yang berada di bawah kelas smartphone). Aplikasi Snaptu memang memiliki pengalaman antarmuka yang mirip seperti pada smartphone.
Simon Davies, Managing Director Snaptu EuropeAplikasi Facebook di Snaptu sendiri, bisa berjalan di lebih dari 2.500 ponsel, yang mencakup 80 persen dari semua ponsel yang dijual di pasaran.
"Kami menawarkan berbagai aplikasi di platform kami, kepada ponsel-ponsel biasa, tak hanya bagi ponsel pintar (smartphone)," kata Simon Davies, Co-Founder dan Managing Director Snaptu, saat berkunjung ke kantor VIVAnews, Jakarta, akhir Desember 2010.
Menurut Davies saat itu, Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pasar utama Snaptu. Dari lebih 20 juta penggunanya di seluruh dunia, pengguna Snaptu asal Indonesia adalah yang terbesar, dengan lebih dari 8 juta pengguna. Snaptu mengalahkan pengguna asal India, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
"Asia Tenggara merupakan pasar terbesar kami, meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Karena kami memang menyasar para pengguna ponsel berfitur (non-smartphone)," kata Davies.
Di Indonesia, Davies menambahkan, Snaptu menjajaki kerja sama dengan berbagai vendor ponsel lokal yang menggunakan chipset MTK (mediatek), antara lain Nexian, Skybee, dan TiPhone. (art)
Source : vivanews.com
trima kasih infonya Om
BalasHapussalam Aqidah Jogja